Bukan Warisan, Kakak Beradik Ini Rebutan Hak Asuh Ibu Sampai ke Pengadilan
Baca Juga
Di sebuah pengadilan di sebuah negara, Hisan berdiri dengan air mata yang bercucuran membasahi janggutnya. Mengapa? Karena ia kalah terhadap perseteruannya dengan saudara kandungnya.
Apa yang diperebutkan dengan saudaranya? Tentang tanah? Atau warisan kah yang mereka perebutkan?
Bukan! Bukan itu semua. Ia kalah terhadap saudaranya terkait masalah pemeliharaan Ibunya yang sudah tua renta dan hanyaKedua bersaudara ini membopong ibunya yang sudah tua renta dan beratnya tidak sampai 40 kg.
Hakim bertanya kepada Ibu itu, siapa yang lebih berhak tinggal bersamanya. Sang ibu memahami pertanyaan Hakim, ia pun menjawab, sambil menunjuk ke Hisan, “Ini mata kananku.”
Kemudian menunjuk ke adiknya sambil berkata, “Ini mata kiriku!”
Hakim berpikir sejenak kemudian memutuskan hak kepada adik Hisan, berdasar kemaslahatan bagi si Ibu.
Betapa mulianya air mata yang dicucurkan oleh Hisan. Air mata penyesalan karena ia tidak bisa memelihara Ibunya tatkala beliau telah menginjak usia lanjut.
Dan, betapa terhormat dan agungnya sang Ibu, yang diperebutkan oleh anak-anaknya hingga seperti itu. Bagaimana Sang Ibu bisa mendidik kedua putranya hingga ia menjadi ratu dan mutiara termahal bagi anak-anaknya
Inilah pelajaran mahal tentang berbakti, ketika durhaka sudah membudaya. Semoga kita pun bisa menjadi anak-anak yang dapat membalas kasih sayang orangtua kita. (dari sebuah laman Facebook